Indonesia rasanya tak pernah sepi dari berita penggunaan hak yang tak semestinya, korupsi. Sudah seperti mendarah daging bagi warga negara ini. Mulai dari tingkat pemerintahan yang rendah, hingga menteri atau bahkan besan dari presiden pun pernah tersandung kasus ini. Banyak dampak buruk yang terjadi. Hak yang tak tersampaikan, cita-cita yang tak sesuai harapan hingga kemiskinan yang berkepanjangan. Lantas, bagaimana peran kaum intelektual muda yang berwawasan luas ini? Apakah hanya perlu berkoar-koar menyuarakan pendapat di depan gedung DRP? Membakar fasilitas umum dan sekelumit pekerjaan tanpa pemikiran jangka panjang.
Ya, pemikiran jangka panjang. Hanya menikmati kenikmatan yang begitu mewah. Seakan-akan mata dibutakan oleh bogkahan proyek-proyek hasil raupan rupiah. Bersihkan dari kepentingan-kepentingan lain. Kita sebagai bangsa juga mampu menyelesaikan permasalah ini bersama-sama. Bukan kita sebagai anggota KPK tapi sebagai warga negara Indonesia yang arif.
1. Pembentukan Karakter
Tidak akan pernah pudar dan akan teringat dalam memori jangka panjang. Berlaku jujur dalam setiap kesempatan apapun itu. Sekalipun tak ada orang lain yang mengawasi, justru diri kita sendiri menjadi pengawas atas kewaspadaan hal-hal yang melanggar aturan. Lebih tepatnya, pembentukan karakter berada dalam usia-usia emas (0-4 tahun) agar dapat menimbulkan kesan yang tak terlupa. Membiasakan berlaku jujur, adil, menempatkan sesuai tempatnya. Bukan berarti pendidikan karakter hanya berlaku pada usia terseut saja, namun semuanya dapat diasah perlahan. Karena sesuatu yang berproses akan menjadikannya lebih mengena. Kita bisa membiasakannya demgan berkata jujur, sekalipun itu hanyalah gurauan semata.
2. Sederhana dalam Pegelolaan Harta
Jika dalam berkecukupan, sebaiknya menggunakan seperlunya. Jika sedang banyak rezeki alangkah baiknya pula jika menggunakannya dengan bijak. Jika kita melihat dalam pedoman utama Islam, maka Surah QS. Al-Isra’ ayat 29 yang artinya :
29. dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.
Maksud dari ayat tersebut adalah kita tidak boleh bersikap kikir dan juga boros daam membelanjakan harta kita. Bentuklah skala prioritas apa saja yang sedang dan akan dibutuhkan. Menggunakan hal ini akan menjadikan kita bijaksana dalam penggunan harta. Karena salah satu faktor yang menyebabkan tindak korupsi adalah selalu merasa kurang dengan apa yang sudah dimilikinya saat ini. Maka dai itu akan senatiasa menambah harta, memperkaya diri dengan cara apapun, meskipu itu bukan cara yang baik.
3. Mengingat Kembali, Pertanggungjawaban Harta
Dikutip dari kitab “Nashoihul ‘Ibad” maka kita akan diingatkan, bagaimana pertanggungjawaban dari harta yang dimiliki. Ada dua hal yang akan ditanyakan di akhirat nanti. Pertama, dari mana asalnya harta yang dimiliki? Kedua, untuk apa saja harta tersebut digunakan? Jika mendengar kisah terdahulu. Ada salah seorang dari Sahabat Rosul yang paling kaya daripada sahabat yang liannya. Abdurrohman bin Auf. Namun, Rosulullah SAW justru menyayangkan beliau. Kenapa? Karena di akhirat nanti ia akan berjalan menuju surga dengan merangkak. Hal tersebut dikarenakan begitu banyak pertanyaan mencaup pertanggungjawaban seluruh hartanya. Hal ini pula, seharusnya dapat diingatkan dengan mengingat mati.
4. Pertukaran Posisi
Jika kenikmatan dirasakan sendiri tentu sangatlah nyaman. Namun, bagaimana apabila posisi para karuptor atauoun para penanggung perwakialn rakyat merasakan apa yang sedang dirasakan rakyatnya. Mencoba denag pertukaran posisi selama beberapa hari atau minggu. Merasakan bagaimana perasaan dan perjuangan orang miskin untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Dengan hal tersebut diharapkan mampu mengbah mindset dan pemikiran tentang tindakan korupsi. Tidak sepantasnya korupsi menjadi tradisi bangsa yang bijaksana ini.
Ikut andil dan merasakan pula bagaimana jika posisi tersebut ada pada kita. Bertahan, berdoa adalah kesungguhan dalam menjalankan hidup. Seolah-olah tengah berkelanjutan.5. Sedekah
Meluangkan harta untuk orang lain. Sedekah merupakan penyucian harta serta hati dari keegoisan. Dari sedekah ada banyak hal yang dapat diambil manfaatnya baik jangka panjang ataupun pendek. Yaitu meningkatkan solidaritas antar sesama, menghilangkan gengsi, memumpuk sikap saling menolong dan banyak lainnya. Dari sedekah pula, ada konsep matematika Allah yang tidak dapat dijelaskan secara logika manusia. Memberi satu akan melipatgandakan pahala yang didapat. Bahkan sesederhana apapun itu.